Senin, 01 November 2010

Misteri Gunung Merapi

Gunung Merapi dipercaya sebagai tempat keraton makhluk halus.
Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram memperoleh kemenangan
dalam perang melawan kerajaan Pajang dengan bantuan penguasa Merapi.
Gunung Merapi meletus hingga menewaskan pasukan tentara Pajang,
sisanya lari pontang-panting ketakutan. Penduduk yakin bahwa Gunung
Merapi selain dihuni oleh manusia juga dihuni oleh Makhluk makhluk
lainnya yang mereka sebut sebagai bangsa alus atau makhluk halus.
Penduduk di daerah Gunung Merapi mempunyai kepercayaan tentang
adanya tempat-tempat angker atau sakral. Tempat angker tersebut
dipercayai sebagai tempat-tempat yang telah dijaga oleh mahkluk
halus, dimana itu  tidak dapat diganggu  dan tempat tersebut
mempunyai kekuatan gaib yang harus dihormati . Penduduk pantang
untuk melakukan kegiatan seperti menebang pohon, merumput dan
mengambil ataupun memindahkan benda-benda yang ada di daerah
tersebut. Selain pantangan tersebut ada juga pantangan untuk tidak
berbicara kotor, kencing atau buang air besar, karena akan
mengakibatkan rasa tersinggung mahluk halus yang  mendiami daerah
itu. 

Tempat-tempat yang paling angker di Gunung Merapi adalah kawah
Merapi sebagai Istana dan pusat Kraton mahluk halus Gunung Merapi.
Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang
bernama "Pasar Bubrah" yang oleh masyarakat dipercaya sebagai tempat
yang sangat angker. "Pasar Bubrah" tersebut dipercaya masyarakat
sebagai pasar besar Kraton Merapi dan pada batu besar yang
berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi
mahkluk halus 

Bagian dari Kraton mahluk halus Merapi yang dianggap angker adalah
Gunung Wutoh yang digunakan sebagai pintu gerbang utama Kraton
Merapi. Gunung Wutoh dijaga oleh mahkluk halus yaitu "Nyai Gadung
Melati"yang bertugas melindungi linkungan di daerah gunungnya
termasuk tanaman serta hewan.

Selain tempat yang berhubungan langsung dengan Kraton Merapi ada
juga tempat lain yang dianggap angker. Daerah sekitar makam Sjech
Djumadil Qubro merupakan tempat angker karena makamnya adalah makam
untuk nenek moyang penduduk dan itu harus dihormati.

Selanjutnya tempat-tempat lain seperti di hutan, sumber air,
petilasan, sungai dan jurang juga dianggap angker. Beberapa hutan
yang dianggap angker yaitu: "Hutan Patuk Alap-alap" dimana tempat
tersebut digunakan untuk tempat penggembalaan ternak milik Kraton
Merapi , "Hutan Gamelan dan Bingungan" serta "Hutan Pijen dadn
Blumbang". Bukit Turgo, Plawangan, Telaga putri, Muncar, Goa Jepang,
Umbul Temanten, Bebeng, Ringin Putih dan Watu Gajah.

Beberapa jenis binatang keramat tinggal di hutan sekeliling Gunung
Merapi dimiliki oleh Eyang Merapi. Binatang hutan, terutama macan
putih yang tinggal di hutan Blumbang, pantang di tangkap atau di
bunuh. Selanjautnya kuda yang tinggal di hutan Patuk Alap-alap, di
sekitar Gunung Wutoh, dan diantara Gunung Selokopo Ngisor dan Gunung
Gajah Mungkur adalah dianggap/dipakai oleh rakyat Kraton Mahluk
Halus Merapi sebagai binatang tunggangan dan penarik kereta.

Di puncak Merapi ada sebuah Keraton yang mirip dengan keraton
Mataram, sehingga disini ada organisasi sendiri yang mengatur
hirarki pemerintahan dengan segala atribut dan aktivitasnya. Keraton
Merapi itu menurut kepercayaan masyarakat setempat diperintah oleh
kakak beradik yaitu Empu Rama dan Empu Permadi.

Seperti halnya pemerintahan sebagai sebagai Kepala Negara (Empu Rama
dan Empu Permadi) melimpahkan kekuasaannya kepada Kyai Sapu Jagad
yang bertugas mengatur keadaan alam Gunung Merapi.

Berikutnya ada juga Nyai Gadung Melati, tokoh ini bertugas
memelihara kehijauan tanaman Merapi. Ada Kartadimeja yang bertugas
memelihara ternak keraton dan sebagai komando pasukan makhluk halus.
Ia merupakan tokoh yang paling terkenal dan disukai penduduk karena
acapkali memberi tahu kapan Merapi akan meletus dan apa yang harus
dilakukan penduduk untuk menyelamatkan diri. Tokoh berikutnya Kyai
Petruk yang dikenal sebagai salah satu prajurit Merapi.

Begitu besarnya jasa-jasa yang telah diberikan oleh tokoh-tokoh
penghuni Gunung Merapi, maka sebagai wujud kecintaan mereka dan
terima kasih terhadap Gunung Merapi masyarakat di sekitar Gunung
Merapi memberikan suatu upeti yaitu dalam bentuk upacara-upacara
ritual keagamaan. Sudah menjadi tradisi keagamaan orang jawa yaitu
dengan mengadakan Selamatan atau Wilujengan, dengan melakukan
upacara keagamaan dan tindakan keramat.

Upacara Selamatan Labuhan diadakan secara rutin setiap tahun pada
tanggal kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yakni tanggal 30
Rajab. Upacara dipusatkan di dusun Kinahrejo desa Umbulharjo.
Disinilah tinggal sosok Mbah Marijan sebagai juru kunci Gunung
Merapi yang sering bertugas sebagai pemimpin upacara labuhan. Gunung
Merapi dan Mbah Marijan adalah dua hal yang sulit dipisahkan.
Keberadaan lelaki tua Mbah Marijan dan kawan-kawannya itulah manusia
lebih, mau membuka mata dan telinga batinnya untuk melihat apa yang
tidak kasad mata di sekitar Gunung Merapi.

Di Selo setiap tahun baru jawa 1 Suro di adakan upacara Sedekah
Gunung, dengan harapan masyarakat menjadi aman, tentram dan
sejahtera, dengan panen yang melimpah. Upacara ini disertai dengan
menanam kepala kerbau di puncak Merapi atau di Pasar Bubrah.








video errupsi merapi
 
Copyright (c) 2010 AkabriUdara and Powered by Blogger.