Tampilkan postingan dengan label Elektronika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Elektronika. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 Juni 2012

Jam digital


Jam dengan Box
Cocok untuk kado ultah & Valentine :)




Fiture :
  • jam akan tetap menghitung meskipun supply dimatikan.
  • dilengkapi dengan alarm yang dapat disett
  • alarm dapat berbunyi setiap pergantian jam
  • terdapat saklar otomatis sehingga ketika supply mati akan pindah kemode batrai.
  • terdapat tanggalan yang akan ditunjukkan setiap 20 detik sekali.
yang berminat dapat menghubungi saya :
akabriudara@gmail,com

facebook : jokofirmansyah@rocketmail.com

085647241746 (sms)


Sabtu, 22 Oktober 2011

Akses Port Paralel Dengan Delphi

Bagi anda yang suka pemrograman untuk mengakses hardware komputer, mungkin salah satu port yang bisa dimanfaatkan adalah paralel port, serial atau USB. Bagaimana kita membuat program untuk mengakses port paralel?. Berbeda dengan pemrograman biasa, untuk program akses port kita harus mengetahui alamat port yang digunakan.

Port paralel walaupun sekarang sudah mulai disertakan pada motherboard keluaran terbaru tetapi masih layak untuk dikembangkan untuk keperluan kontrol perlatan seperti, motor stepper, lampu LED,LCD, Seven Segment dan aplikasi lainnya.Nah bagaimana cara melakukan akses ke port paralel melalui Delphi.

Buatlah Form dengan tampilan sebagai berikut :
Buatlah Kode program sebagai berikut :

procedure TulisPort(addr: word; value: byte); assembler;
asm
XCHG AX,DX
OUT DX,AL
end;
function BacaPort(addr: word): byte; assembler;
asm
MOV DX,AX
IN AL,DX
end;
procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject);
var
kontrol: byte;
begin
kontrol := BacaPort($37A); {baca register kontrol LPT1}
kontrol := kontrol and $DF; {reset bit 5, operasi tulis}
TulisPort($37A, kontrol); {tulis kembali register kontrol LPT1}
end; 

Dobel klik pada Button1 dan tulis perintah berikut (event handler OnClick untuk Button1) untuk menulis data ke port printer.
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
var
data: byte;
begin
data := StrToInt(edit1.text); {mengambil nilai dari Edit1}
data := $FF-data; {komplemenkan nilai tersebut}
TulisPort($378, data); {tulis data tsb ke port data LPT1}
end;
Running Program … 

Jika Edit diisi dengan bilangan, maka akan berlaku konversi bilangan desimal ke biner dengan logika sebagai berikut
Misal 8 = 0 0 0 0 1 0 0 0
Sehiingga bilangan binernya adalah  = 07 + 06 + 05 +04 + 23 + 02 + 01 + 00.
maka led yang menyala adalah 1 led nomor 5 dari kiri
Jika anda menggunakan sistem operasi Windows XP anda  harus menambahkan komponen User Port yang dapat anda:
Paralel port 

Source ;
http://muhal.wordpress.com/2007/03/17/akses-port-paralel-dengan-delphi/

Sabtu, 15 Oktober 2011

Optimalisasi koneksi internet

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan koneksi internet, dikesempatan kali ini saya ingin share beberapa trik untuk melakukan itu, oke langsung saja ke TKP.
Cara 1 :
dengan menggunakan software TCP optimizer, tpi sebelum itu  :
Apa sih TCP/IP?
Berdasar beberapa referensi yang saya baca TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah bahasa dasar komunikasi internet atau protokol internet. Tapi walaupun istilah ini berkaitan dengan internet bukan berarti hanya dipergunakan untuk koneksi internet saja, tapi protokol ini bisa juga diterapkan dalam sebuah jaringan komputer yang tidak terhubung dengan internet (intranet).
TCP/IP itu sendiri adalah dua hal (dua layer) yang saling berkaitan. TCP adalah bagian yang melakukan pengolahan/pengubahan data request data dari komputer client menjadi beberapa bagian dan mengirimkan bagian-bagian tersebut tersebut melalui IP sampai ke tempat tujuan dan diterima TCP dari komputer lain yang menggabungkan kembali bagian-bagian tersebut menjadi paket data yang utuh sesuai dengan request dari komputer client.
Itu pengertian dasar tentang TCP/IP yang saya tahu. Tapi di sini saya tidak akan menjelaskan lebih jauh tentang TCP/IP selain saya sendiri juga tidak tau lebih jauh (he he he he), seperti pengantar di atas, di sini saya hanya ingin menginformasikan sebuah software yang sebenernya sudah ada cukup lama yaitu TCP/IP Optimizer yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan fungsi dari TCP/IP dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dan kecepatan dari koneksi internet.

Download TCP optimizer in here :

cara setting software ini :

Ada beberapa proses setup sederhana yang harus dilakukan sebelum software ini memberikan efeknya. Pertama, pada tab General Settings, kita tentukan kecepatan koneksi kita. Sebagai contoh, misalnya kita gunakan koneksi Broom dengan quota maksimal 256kbps, maka kita geser slider Connection Speed pada angka 256.
 Kedua, kita masuk ke Network Adapter selection, kita pilih sarana koneksi internet yang kita pergunakan (modem, WiFi, kabel jaringan). Jika dalam pilihan tersebut kita tidak menemukan adapter yang kita pakai (sebagai contoh modem ponsel), silakan centang pada pilihan Modify All Network Adapters.
Terakhir kita pilih Optimal settings. Jalankan optimasi dengan menekan Apply changes.
Sebelum proses optimasi berjalan, akan muncul panel konfirmasi, pastikan pilihan Backup tercentang, ini akan bermanfaat jika kita ingin merestore kembali seting TCP/IP sesuai kondisi awal. Untuk melakukan backup bisa melalui menu File, dan Restore (ada pada panel awal dari software TCP/IP Optimizer ini).
proses yang terakhir Restart komputer, dan kita bisa mencoba hasil dari optimasi ini dengan melakukan browsing.

Cara 2 ;
memodifikasi mozila firefox
pertama  : ketik di URL mozilla “about:config” [tanpa tanda kutip],

buat entries baru dengan cara klik kanan (dimana saja) pilih
New -> Boolean. masukan "browser.tabs.showSingleWindowModePrefs", kemudian pilih "true".


Ubah entries berikut menjadi :
network.http.max-connections – 48
network.http.max-connections-per-server – 16
network.http.max-persistent-connections-per-proxy – 8
network.http.max-persistent-connections-per-server – 4
network.http.pipelining – true
network.http.pipelining.maxrequests – 100
network.http.proxy.pipelining – true
network.http.request.timeout – 300

Cara 3 :

 [2] Modifikasi Regedit
Silahkan buka regedit anda [ Win+R ketik regedit ], pilih HKEY_LOCAL_MACHINE,
Kemudian pilih software, Microsoft, Windows, CurrentVersion, Explorer, RemoteComputer sampai
disini anda akan menemukan 2 entri yaitu
"{2227A280-3AEA-1069-A2DE-08002B30309D}" = Printer sharing & Remote Machine
"{D6277990-4C6A-11CF-8D87-00AA0060F5BF}" = Remote scheduled tasks

Delete ke dua entri tersebut dengan cara klik kanan pilih opsi delete.
Restart komputer dan rasakan beda-nya.

Selamat mencoba, jangan lupa d comment dan follow ya......
 

Jumat, 07 Oktober 2011

Over Clocking

Persiapan sebelum melakukan overclock :

Update Bios motherboard dan Driver motherboard
Update Dviver VGA
Cek kemampuan Power Supply Unit (PSU)
Siap pendingin untuk processor, memory, dan VGA yang mampu menahan panas sewaktu melakukan overclock.
Pengertian Overclock

Menurut kamus :
Terminologi yang digunakan pada penggunaan CPU, video card, atau komponen-komponen lainnya pada kecepatan yang lebih cepat dari sebenarnya. Secara mudah overclocking berarti (memaksa) sebuah komponen untuk berjalan lebih daripada spesifikasinya. Overclocking tidak dapat dilaksanakan secara sembarangan, dan memerlukan penanganan khusus. Klik disini

Secara umum :
Kata overclock mungkin menjadi bahasa asing bagi seorang pemula yang tertarik dibidang hardware. Tetapi bagi mereka yang sudah mahir dibidang hardwawe, kata tersebut merupakan sebuah kata baku dan digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Bahasa overclock disusun dari dua kata yaitu over dan clock yang artinya melakukan setup mainboard clock bagi processor, memory dan VGA. Kata overclock dikonotasikan dengan membuat komputer lebih cepat.

Sejarahnya :
Diperkirakan Overclock mulai dilakukan ketika processor 486 DX dan Pentium Klasik pertama. Tetapi memacu processor hanya dapat dilakukan dengan jumper pada mainboard. Misalnya Pentium 166Mhz dijumper menjadi kecepatan 200Mhz, sedikit sekali perbedaan antara 166Mhz dan 200Mhz. Tetapi cukup lumayan untuk kecepatan pada saat itu.
Ramainya overclocker dimulai pada 1997 ketika Intel mengeluarkan processor jenis Celeron berkecepatan 300Mhz dengan jenis slot 1 dan ramai ramai dipacu menjadi 450Mhz. Saat itulah muncul para overclocker yang mulai memacu processor sampai batasan tertentu.
Perusahaan Taiwan saat itu sudah menguasai dibidang hardware membuat mainboard dengan option yang dapat disetup oleh pemakai. Munculnya Abit dengan mainboard untuk setup via BIOS dan mainboard jumperless. Abit pertama mengumumkan mainboard dengan jumper minimal dan pemakai dapat melakukan setup pada BIOS untuk kecepatan processor.

Tujuannya :
Tujuan utama melakukan overclock adalah memacu processor, VGA dan memory agar lebih cepat bekerja. Dengan teknologi yang ada saat ini (misalnya motherboard: overclock lewat BIOS) memungkinkan seseorang memiliki kemudahan membuat komputer dengan overclock.
Dengan melakukan overclock , sebuah computer akan bekerja lebih cepat dan lebih nyaman dinikmati. Dengan overclock semua perangkat akan meningkat.

Perhatikan sebelum Overclock

Motherboard atau Mainboard atau Mobo :
CHIPSET adalah point utama yang pertama harus anda amati dari mainboard anda. Cobalah amati jenis chipset tersebut dan kenali karakteristik, fungsi, dan dukungannya. Chipset adalah chip controller utama pada mainboard yang mengatur jalur data semua komponen yang ada, chipset biasanya terdiri dari dua, yaitu south bridge (bagian selatan/bawah), dan north bridge (bagian utara/atas/tengah dekat CPU). South bridge biasanya mengatur I/O, PCI, HDD, FDD, Sound, Lan, dan komponen pendukung lainnya. Sedang North bridge biasa digunakan untuk pengatur alur data komponen utama seperti CPU, memory, dan Display slot (AGP/PCI-E). Namun ada pula chipset yag bekerja sendiri / chipset tunggal yang sekaligus mengatur semuanya. Semua pheriperal yang dapat terpasang dan kemampuan upgrade dari mainboard sangat ditentukan oleh chipset yang dipakai. Chipset juga sangat menentukan kemampuan upgrade dan dukungan hardware yang mampu ditangani oleh komputer anda.
PCB Mainboard yang memiliki ketahanan dan kualitas tinggi sangat dapat dilihat dari kualitas PCBnya, mainboard high-end biasa menggunakan PCB 8 layer. Selain jumlah layer, untuk mencermati perbedaannya dapat dilihat dari ketajaman jalur dan kegetasan saat PCB kita coba sedikit bengkokkan. Untuk beberapa mainboard kualitas tinggi pada PCB terdapat lapisan pendingin untuk membuang panas.
Kapasitor, perbedaan kualitas mainboard dapat dengan mudah dilihat dari kerapatan, jumlah, ukuran dan yang paling penting adalah jenis kapasitor yang digunakan. Mainboard yang mampu menjaga kestabilan dalam kompresi tinggi untuk beberapa bagian biasa menggunakan kapasitor low-esr (kapasitor perak), untuk kapasitor kualitas tinggi dibawah low-esr adalah kapasitor-kapasitor 1st grade buatan Jepang, contohnya seperti ‘Rubycon’ dan ‘Nichicon’ dengan bentuk yang mudah kita kenali yaitu belahan atas kapasitor berbentuk huruf ‘K’ untuk ‘Rubycon’ dan huruf ‘Y’ untuk ‘Nichicon’. Ada juga kapasitor Jepang 2nd grade yang berkualitas cukup baik dengan beberapa ciri lainnya, sedangkan kapasitor China dikenal jauh lebih murah dengan kualitas yang kurang baik. Untuk saat ini hampir semua merek mainboard kelas atas menggunakan kapasitor Jepang, namun anda tetap harus teliti, karena ada pula beberapa yang menggunakan kapasitor 2nd grade dan 3rd grade. Semakin banyak jenis kapasitor kelas atas, biasanya board tersebut mampu menawarkan kestabilan dan daya tahan yang semakin tinggi.
Regulator, Kondensator, Mofset, dan komponen-komponen lain juga bisa kita amati secara fisik. Dengan demikian akan mudah diketahui mainboard yang lebih stabil biasanya memakai komponen yang lebih tinggi kelasnya.
Pendinginan dan pengaturan aliran udara, serta layout mainboard juga dapat dengan mudah dilihat. Dari kesemuanya itu mencerminkan kelas dan kualitas mainboard yang bersangkutan. Khusus untuk pendinginan, faktor ini memang cukup penting untuk diperhatikan, namun ini adalah faktor eksternal dalam arti diluar lingkup “kualitas” mainboard itu sendiri. Sehingga ini adalah faktor yang paling mudah untuk kita modifikasi, dengan penambahan pendingin secara individu.
BIOS adalah pengontrol utama seluruh sistem, fungsi dan pheriperal yang ada. Kinerja dan kestabilan sistem dapat berpengaruh dari BIOS. Bahkan mainboard dengan kualitas komponen biasa-biasa saja, apabila didukung dengan BIOS yang handal, akan mampu berjalan lebih optimal dari mainboard high-end sekalipun. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari secara khusus tentang BIOS, dan mengenali fungsi-fungsi yang ada di BIOS. Untuk mencermati kemampuan pengaturan pada BIOS, ha-hal yang harus diperhatikan adalah : fungsi pengatur FSB, multiplier, timing memory, divider/pembagi, penguncian AGP/PCI, system monitoring, dan terutama perhatikan secara seksama rentang voltase yang sanggup ditawarkan (Vcore, Vdimm, Vchipset, dll). Karena sesungguhnya, BIOS adalah senjata utama bagi kita untuk melakukan optimasi dan Overclocking.
FUNGSI tambahan baik berupa komponen chip tambahan, ataupun fungsi penyetabil pengaturan kipas, fungsi overclocking tambahan dari windows (OC on the fly), maupun fungsi lain. Sebagian dari fungsi tambahan hanyalah kosmetika belaka, dan belum tentu akan anda gunakan. Bukan berarti fungsi-fungsi tersebut tidak ada gunanya, namun sebaiknya jangan menjadi prioritas utama, anggap saja sebagai tambahan, dan sesuaikan saja dengan kebutuhan anda karena yang terpenting untuk pengaturan segalanya adalah fungsi di BIOS. Untuk fungsi SLI dan Crossfire, sebaiknya untuk saat ini lupakan saja fasilitas tersebut karena kemungkinan sangat kecil anda akan menggunakannya, bukan berarti harus anda hindari, cukup abaikan saja. Kecuali anda memang langsung akan memasang sistem SLI-Crossfire, atau untuk kepentingan lain.

Processor :
CORE adalah die dari processor, masing masing seri memiliki code name tersendiri. Dengan mengenal code core processor, kita dapat mengenali type processor, FSB, ukuran cachenya, teknologinya, dan informasi penting lainnya. Untuk itu, agar kita bisa lebih memahami dan lebih mengenal tentang processor, mari kita berbicara soal core dan code corenya, jangan pernah lagi terjebak pada penamaan resmi dari produsen processor. Penamaan seri dari pihak produsen belum tentu menunjukkan kinerja dan potensi sesungguhnya, bahkan cenderung membingungkan dan menjebak. Dengan pemahaman code name core kita akan lebih jeli menentukan processor mana yang terbaik dan memiliki potensi overclocking terbesar. Dengan pengenalan core kita dapat banyak menghemat biaya karena mendapatkan barang yang jauh lebih murah dengan kinerja tidak jauh berbeda.
CLOCK Processor, sering kita terjebak dengan angka clock “GHz / Mhz” dari processor. Namun sebetulnya hal itu sangat-sangat salah, dan sangat-sangat tidak relevan lagi untuk kita jadikan patokan kinerja. Sebagai contoh, beberapa orang kebingungan dengan processor keluaran lama dengan clock 3000Mhz / 3Ghz, tapi kenapa justru processor baru-baru sekarang hanya memiliki clock yang lebih rendah (1.8Ghz, 2.4Ghz). Lebih parahnya lagi, kadang beberapa orang justru menganggap hal ini sebagai penipuan. Mungkin untuk jaman Pentium I, Pentium II, Pentium III, AMD K6 , dan processor-processor sebelumnya, kecepatan clock masih bisa dijadikan patokan, tapi sekarang tidak bisa lagi. Hal inilah yang semakin memusingkan ‘end-user’ karena kinerja processor yang semakin samar dan tidak jelas, karena penamaan seri yang sangat beraneka ragam dan tidak mudah dipahami. Hal ini dikarenakan Intel juga mulai menggunakan patokan kinerja, tidak lagi berdasarkan clock, yang sebelumnya telah dipelopori AMD. Namun untuk memudahkan anda, sebagai patokan kasar dan gampang, jika kita hendak membeli processor, sebaiknya kita mencari clock yang “terendah” dengan teknologi atau type processor yang “terbaru”. Biarpun clocknya tampak lebih rendah, bila itu merupakan type terbaru, pasti kinerja yang ditawarkan akan lebih menjanjikan untuk anda, dan dijamin anda tidak akan salah pilih, atau kecewa dengannya.
CODE seri processor, atau batch code produksi processor, kadang juga menjadi sangat penting untuk mendeteksi seri ‘Gold-Batch’ dari type processor tertentu. Karena kualitas processor untuk type dan seri yang sama bisa beragam. Istilah ‘Gold-Batch’ ini hanya untuk mempermudah menginisiali processor-processor tersebut. Setelah mengenal type dan batch CPU, anda perlu mengetahui dan mengenal batas maksimum kecepatan yang bisa dilampaui oleh CPU tersebut. Untuk selengkapnya bisa di lihat melalui forum atau internet.

Power Supply Unit atau Power Supply :
DAYA dari Power Supply sebagai “Jantung” dari sistem musti mampu memenuhi semua komponen yang terintegrasi di dalamnya. Kapasitas daya optimal diperlukan untuk sistem , sebaiknya gunakan sesuai dengan kebutuhan sistem.
FLUKTUASI. Sebetulnya ada yang lebih penting dari sekedar daya yang diperlukan, yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan overclocking, keawetan, dan kestabilan sistem, yaitu faktor fluktuasi daya dan voltase / tegangan saat sistem mendapatkan beban yang berat. Namun untuk mengatasi faktor ini harus menyisihkan ekstra dana dengan membeli PSU berkelas. Selain fluktuasi yang bisa lebih dijaga, daya dan tegangan yang dihasilkan juga akan jauh lebih murni. Secara sederhana fluktuasi ini bisa di lihat di sistem monitor pada BIOS / program tertentu, atau untuk lebih tepatnya gunakan multitester untuk mengukurnya. PSU yang baik adalah PSU yang memiliki kesetabilan daya dan tegangan, dengan “apapun” yang terjadi pada sistem. Jadi semakin sedikit fluktuasi semakin baik pula PSU tersebut.

Graphic Card atau Display Card atau VGA :
Graphic Card merupakan modul miniatur dari sistem yang semi independent, karena didalamnya terintegrasi processor, memory, BIOS, dan sebagainya. Sehingga Graphic Card memiliki kompleksitas yang tinggi.
GPU, hampir sama dengan processor, amati type chipset yang digunakan, karena dengan mengenali jenis dan type chipset, akan lebih mudah mengetahui kemampuan sesungguhnya.
BIT, jumlah bit adalah lebar data bandwidth dalam RAM yang ditanamkan pada suatu VGA card. Semakin besar jumlah bit memungkinkan RAM menerima asupan data yang lebih banyak ketimbang jumlah bit yang lebih sedikit. Perbedaan mencolok dapat dilihat pada kecepatan loading suatu scene game yang menggunakan polygon yang banyak dan tekstur berukuran besar.
TEKNOLOGI, setiap produsen chipset VGA card mempunyai arsitektur teknologi yang berbeda dengan kompetitornya, misalnya Nvidia dengan SLI-nya atau ATi dengan Crossfire-nya.
MEMORY (RAM) VGA card berpengaruh pada saat loading suatu data 3D (polygon, tekstur, dll) dan sebagai tempat penampungan sementara ketika GPU memproses data tersebut. Semakin cepat dan besar jumlah RAM, semakin besar pula daya tampungnya, sehingga proses kalkulasi data 3D dapat dilakukan dengan lebih cepat, data yang diload oleh RAM terlalu lama ber-efek bottleneck.
FISIK, Kualitas display card juga dapat diidentifikasi dari bentuk fisiknya dengan cara sama dengan mengidentifikasi kualitas mainboard seperti dijelaskan sebelumnya.

Memory atau RAM :
JENIS, type memory adalah pilihan pertama yang akan dilakukan, yaitu DDR dan DDR2 juga DDR3. Dari sisi teknis DDR2 memang mampu berjalan pada clock yang lebih tinggi dari DDR, bahkan hingga tiga kali lipatnya. Begitu pula DDR3 berkali lipat lebih tinggi dari DDR2. Perbedaan tersebut berhubungan dengan bus yang digunakan, timing yang diperlukan, dan kondisi kecepatan memory yang diselaraskan dengan processor pada sistem. Dengan demikian tentukan pilihan chipset memory yang paling tepat untuk sistem, apakah mementingkan timing, mementingkan clock yang tinggi, atau mementingkan keselarasan antara bus processor dan memory. Namun perbedaan tersebut hanya akan penting dan terasa pada penggunaan sistem dengan memory DDR, sedang pada DDR2 semua tampak sama. Pada DDR2, semakin tinggi bus, akan semakin tinggi pula kinerjanya, disini bandwidth lebih berperan dari timing, karena clock yang sanggup digapai DDR2 sangat jauh melebihi DDR, sehingga keketatan timing tampak “seolah-olah” tidak lagi menjadi prioritas. (sebagai gambaran, bandwidth sistem dengan DDR rata-rata berkisar di angka 3000-5000, sedang pada DDR2 berkisar 7000-10000).
TIMING, merupakan pengatur kecepatan data yang akan dan sedang diolah oleh memory, sehingga sangat berpengaruh dengan jumlah data yang sanggup diselesaikan untuk proses selanjutnya. Ada banyak sekali pengaturan timing pada memory, diantarnya :
Timing Utama :
CAS (tCL) Timing: CAS (Column Address Strobe / Column Address Select) yaitu pengontrol waktu putaran saat pengiriman data pembacaan perintah sampai pembacaan tersebut berlangsung. Waktu dari awal CAS ke akhir CAS biasa disebut waktu ‘latency’. Semakin rendah nilai ini, berarti proses semakin cepat dan performance semakin tinggi. Jadi CAS latency merupakan waktu penundaan dalam perputaran waktu antara pengiriman perintah pembacaan sampai data pembacaan pertama itu terkirim ke output. Bagian ini adalah bagian terpenting dan yang paling menentukan kecepatan akses memory.
Contoh : 2-3-3-8 angka “2” (pertama dari kiri) adalah CAS timing.
tRCD Timing: RAS to CAS Delay (Row Address Strobe/Select to Column Address Strobe/Select) yaitu waktu penundaan perintah yang aktif hingga siap untuk dilakukan proses pembacaan / penulisan.
Contoh : 2-3-3-8 angka “3” (kedua dari kiri) adalah tRCD timing.
tRP Timing: Row Precharge Time yaitu waktu minimum yang digunakan antara perintah yang aktif ke proses pembacaan/penulisan data pada keping memori berikutnya pada memori module.
Contoh : 2-3-4-8 angka “4” (ketiga dari kiri) adalah tRP timing.
tRAS Timing: Min RAS Active Time yaitu waktu pengaktifan dan penonaktifan perintah masing-masing baris memori sampai berakhirnya batas waktu tRAS yang ditetapkan. Semakin rendah, performanya semaki cepat, namun bila terlalu cepat data yang dipindahkan belum tentu terselesaikan semua, sehingga bisa mengakibatkan proses tidak sempurna dan data corrupt. Untuk penghitungan angka tRAS yang optimal adalah dengan menjumlahkan tCL, tRCD, dan tRP (tRAS = tCL + tRCD + tRP), dengan konfigurasi +/- 1 dari angka tersebut. (2+3+4 = 9) => jadi angka tRAS yang diambil 8, 9, atau 10.
Contoh : 2-3-4-8 angka “8” (ke-empat dari kiri) adalah tRAS timing.
Kerugian dari Overclocking
Mendorong komputer melampaui batas untuk menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan, dan bagi mereka yang tidak berlatih dengan overclocking, hal ini dapat menyebabkan komputer menjadi rusak. Pertama-tama, pemilik yang PC yang overclock  sementara mereka masih dalam masa garansi untuk CPU, motherboard dan hampir untuk semua komponen lainnya. Hal ini karena overclocking sangat mempengaruhi berbagai macam hardware komputer, baik untuk menjadikannya lebih baik maupun lebih buruk.

Source : http://www.miftahbanjar.com/OverClock/Overclock_Hardware_Komputer.html

Kamis, 22 September 2011

PPI 8255

PPI 8255 adalah suatu komponen parralel input/output port dalam satu chip yang dapat di program inpu/oututnya. PPI 8255 memiliki 24 pin I/O yang dibagi menjadi tiga port masing-masing 8 bit. Port - port tersebut adalah port A (PA0-PA7), port B (PB0-PB7) dan port C (PC0-PC7). Sebagai jalur untuk transfer data dari dan ke PPI 8255 disediakan saluran 8 bit bus data (D0-D7). Bus data dari PPI ini dapat dihubungkan langsung dengan bus data dari mikrokomputer.
Keterangan:
1.Bus Alamat
PA-PA0 & PB7 - PB0 & PC7 - PC0 adalah Terminal I/O port.
2.Bus Data
D7 - D0 adalah Data Bus
3.Bus Kontrol: /CS, /WR, /RD dan RESET
CS (Chip Select) adalah  Jika CS di set "0" maka PPI akan bekerja.
RD(Read) adalah Jika RD di set "0" maka CPU Komputer sedang membaca data dari PPI 8255.
WR(Write) adalah jika diset "0" maka CPU Komputer sedang menulis data ke PPI 8255.

4.A0 - A1 adalah Kombinasi mereka digunakan untuk memilih Port yang mana yang akan di gunakan.
5. Vcc dan GND adalah Terminal Tegangan Suplai.

Operasi Dasar PPI 8255 dapat di jelaskan dari gambar dibawah ini:


Penjelasan:
A1=0; A0=0; ==> memilih port A
A1=0; A0=1; ==> memilih port B
A1=1; A0=0; ==> memilih port C
A1=1; A0=1; ==> memilih Control Word ( CW )

ARSITEKTUR PPI 8255

 

Deskripsi Operasional PPI 8255

Kontrol Group A dan Group B

  Kontrol group A mengontrol mode transfer data (dari atau ke) 8 bit port A dan 4 bit dari port C upper. Sedangkan kontrol group B mengontrol mode transfer data (dari atau ke) 8 bit port B dan 4 bit dari port C lower. Kontrol data yang dituliskan dari kontrol register akan menentukan karakteristik pengoperasian PPI. Pada gambar tersebut terlihat D5-D7 digunakan untuk mengontrol grup B. D7 menentukan port C lower (PC0-PC3), logic1 diprogram untuk masukan sedangkan logic 0 diprogram sebagai keluaran. D6 menentukan port B (PB0-PB7), logic1 diprogram untuk masukan sedangkan logic 0 diprogram sebagai keluaran. D5 digunakan untuk memilih mode port B yang diinginkan, yakni mode 0 atau mode 1. D1 sampai D4 digunakan untuk mengontrol grup A. D4 menentukan port C upper (PC4-PC7), logic 1 diprogram sebagai masukan dan logic 0 dipogram sebagai keluaran. D3 menentukan port A (PA0-PA7), logic1 diprogram untuk masukan sedangkan logic 0 diprogram sebagai keluaran. Sedangkan D1 dan D2 akan menentukan mode untuk group A; bila 00 berarti modus 0, bila 01 berarti modus 1, dan bila 1X berarti modus 2. Modus 0 dinamakan simple input/output. Bila diprogram sebagai keluaran, data yang ada di port keluaran akan ditahan, sedangkan bila diprogram sebagai port masukan, masukan ini tidak ditahan. Sedangkan D0 adalah modus set flag. D0 ini harus selalu berlogic 1 agar PPI dapat beroperasi.
 Ada tiga mode operasi yang dapat dipilih oleh sistem perangkat lunak untuk mengoperasikan PPI 8255 yaitu:
Mode 0 - Basic Input/Output
Pada mode ini port A,Port B, dan Port C dapat di set sebagai input atau output. Mode ini paling sering digunakan dalam aplikasi kontrol.

Mode 1 - Strobe Input/Output.
Mode ini digunakan untuk membuat port input atau output parallel menggunakan sinyal handshaking dan sinyal interupsi. Port yang bisa digunakan adalah Port A dan PortB. sedangkan PortC sebagai sinyal handshaking.

Mode 2 - Bidirectional Bus
Mode ini digunakan untuk komunikasi dua arah dan port yang bisa dugunaka adalah PortA.
 
 
Mode - mode ini dapat dipilih dengan memberikan control word pada saat inisialisasi. Control word yang diberikan cukup sekali pada awal PPI ini diaktifkan. Selain itu selama Program sedang berjalan, PPI 8255 sewaktu - waktu dapat diubah mode operasinya dengan memberikan sebuah control word lagi. tersedianya fasilitas ini memungkinkan PPI 8255 dapat dimanfaatkan untuk melayani berbagai keperluan interfacing dengan program subroutin yag berada dalam sebuah sistem rangkaian.


Source : ikhwanpcr.blogspot.com

Selasa, 23 Agustus 2011

Penggunaan Transistor

Transistor sebagai Saklar

Dengan mengatur bias sebuah transistor sampai transistor jenuh, maka seolah akan didapat hubung singkat antara kaki kolektor dan emitor. Dengan memanfaatkan fenomena ini, maka transistor dapat difungsikan sebagai saklar elektronik.
Pada gambar terlihat sebuah rangkaian saklar elektronik dengan menggunakan transistor NPN dan transistor PNP. Tampak TR3 (NPN) dan TR4 (PNP) dipakai menghidupkan dan mematikan LED.
TR3 dipakai untuk memutus dan menyambung hubungan antara katoda LED dengan ground. Jadi jika transistor OFF maka led akan mati dan jika transistor ON maka led akan hidup. Karena kaki emitor dihubungkan ke ground maka untuk menghidupkan transistor, posisi saklar SW1 harus ON jadi basis transistor TR3 mendapat bias dari tegangan positif dan akibatnya transistor menjadi jenuh (ON) lalu kaki kolektor dan kaki emitor tersambung. Untuk mematikan LED maka posisi SW1 harus OFF.
TR4 dipakai untuk memutus dan menyambung hubungan antara anoda LED dengan tegangan positif. Jadi jika transistor OFF maka led akan mati dan jika transistor ON maka led akan hidup. Karena kaki emitor dihubungkan ke tegangan positif, maka untuk menghidupkan transistor, posisi saklar SW2 harus ON jadi basis transistor TR4 mendapat bias dari tegangan negatif dan akibatnya transistor menjadi jenuh (ON) lalu kaki emitor dan kaki kolektor  tersambung. Untuk mematikan LED maka posisi SW1 harus OFF.
Transistor sebagai penguat arus

Fungsi lain dari transistor adalah sebagai penguat arus. Karena fungsi ini maka transistor bisa dipakai untuk rangkaian power supply dengan tegangan yang di set. Untuk keperluan ini transistor harus dibias tegangan yang konstan pada basisnya, supaya pada emitor keluar tegangan yang tetap. Biasanya untuk mengatur tegangan basis supaya tetap digunakan sebuah dioda zener.
Pada gambar tampak dua buah regulator dengan polaritas tegangan output yang berbeda. Transistor TR5 (NPN) dipakai untuk regulator tegangan positif dan transistor TR6 (PNP) digunakan untuk regulator tegangan negatif. Tegangan basis pada masing masing transistor dijaga agar nilainya tetap oleh dioda zener D3 dan D4. Dengan demikian tegangan yang keluar pada emitor mempunyai arus sebesar perkalian antara arus basis dan HFE transistor.
Transistor sebagai penguat sinyal AC

Selain sebagai penguat arus, transistor juga bisa digunakan sebagai penguat tegangan pada sinyal AC. Untuk pemakaian transistor sebagai penguat sinyal digunakan beberapa macam teknik pembiasan basis transistor. Dalam bekerja sebagai penguat sinyal AC, transistor dikelompokkan menjadi beberapa jenis penguat, yaitu: penguat kelas A, penguat kelas B, penguat kelas AB, dan kelas C.
Pada gambar tampak bahwa R15 dan R16 bekerjasama dalam mengatur tegangan bias pada basis transistor. Konfigurasi ini termasuk jenis penguat kelas A. Sinyal input masuk ke penguat melalui kapasitor C8 ke basis transistor. Dan sinyal output diambil pada kaki kolektor dengan melewati kapasitor C7.
Fungsi kapasitor pada input dan output penguat adalah untuk mengisolasi penguat terhadap pengaruh dari tegangan DC eksternal penguat. Hal ini berdasarkan karakteristik kapasitor yang tidak melewatkan tegangan DC.
 Sumber : infokomel.wordpress.com

Senin, 22 Agustus 2011

Beda Transistor PNP dan NPN



Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronika, mungkin tanpa komponen ini laptop tidak akan pernah ada. Komponen ini memiliki 2 fungsi umum yaitu sebagai penguat dan sebagai saklar. Komponen ini memilki kaki tiga yang masing- masing kaki tersebut memiliki nama dan fungsi yang berbeda- beda, kaki itu ialah : Basis, Emitor, dan Colector. Transistor ada dua jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN. apa perbedaanya???? oke langsung saja :
  • Transistor NPN
Prinsip kerja dari transistor NPN adalah: arus akan mengalir dari kolektor ke emitor jika basisnya dihubungkan ke ground (negatif). Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor.
 Kode standart yang biasa terdapat pada Transistor :
  1. 2SCXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi tinggi.
  2. 2SDXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi rendah.




  • Trnasistor PNP
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke kolektor jika pada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus yang mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor.



Kode standart yang biasa digunakan dalam transistor PNP :
  1. 2SAXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi tinggi.
  2. 2SBXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi rendah.


Aplikasi Trnasistor :
  • Transistor PNP :
  • Transistor NPN :

Senin, 15 Agustus 2011

Menggunakan Program Proteous

Software proteus adalah sebuah software yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi suatu rangkaian elektronis sebelum kita membuatnya kedalam bentuk riell sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan lebih mudah dalam melakukan analisis kerja dan perancangan.
Berikut adalah beberapa cara melakukan simulasi menggunakan software Proteus ISIS. Tutorial simulasi ini saya fokuskan untuk rangkaian mikrokontroler dan rangkaian elektronika sederhana, dikarenakan jika anda sudah mahir menggunakan simulasi mikrokontroler dan elektronika sederhana, maka secara tidak langsung anda juga sudah bisa melakukan simulasi untuk rangkaian elektronika lainnya. Dibawah ini adalah toolbar yang sering digunakan untuk melakukan simulasi beserta fungsinya.

  • Selection Mode (no. 1) merupakan kursor.
  • Component Mode (no. 2) digunakan untuk memunculkan part atau komponen yang akan digunakan. Ketika anda meng-klik toolbar ini maka pada sebelah kiri akan muncul gambar berikut. Ketika pertama kali anda meng-klik toolbar Component Mode, maka tidak ada daftar komponen pada menu dibawah ini. Untuk memilih atau memunculkan komponen anda harus menekan tombol P. 
  •      3. Wire Label Mode (no. 3) digunakan untuk memberikan label pada wire (kabel/koneksi)
  • Text Script Mode (no. 4) digunakan untuk menambahkan text script pada lembar kerja, biasanya digunakan untuk memberikan keterangan atau catatan.
  • Buses Mode (no. 5) digunakan untuk memfungsikan wire sebagai Bus (bus adalah kumpulan dari beberapa wire atau koneksi).
  • Terminals Mode (no. 6) digunakan untuk memunculkan terminal, seperti Power, Ground, Input, Output dan Bidir (Bidirectional), seperti gambar dibawah ini. 
  
  • Graph Mode (no. 7) digunakan untuk menampilkan berbagai bentuk sinyal digital maupun analog dalam bentuk grafik, terdapat beberapa buah penampil grafik seperti gambar dibawah ini.
  • Generator Mode (no. 8) digunakan sebagai penghasil (generator) sinyal DC, sinus, clock dan beberapa sinyal lainnya seperti gambar dibawah ini.
  • Virtual Instruments Mode (no. 9) merupakan sebuah virtual instrumentasi  yang biasanya digunakan sebagai alat penampil bentuk gelombang, instrumentasi pengukuran dan lainnya, seperti gambar dibawah ini.
  
  • 2D Graphics Line Mode (no. 10) merupakan sebuah wire atau koneksi yang menghubungkan antara komponen-komponen, dengan kata lain adalah kabel.
  • 2D Graphics Text Mode (no. 11) digunakan untuk menampilkan text 2 dimensi.
Berikut adalah toolbar untuk menjalankan simulasi (berada disebelah kiri bawah):

  • Play (no. 12) digunakan untuk menjalankan simulasi 
  • Pause (no. 13) digunakan untuk mem-pause simulasi
  • Stop (no. 14) digunakan untuk menghentikan simulasi 
Software ini dapat didownload dibawah :
Proteous

semoga bermanfaat, jangan lupa d follow dan d comment ya.

Traffic light 4 jalur menggunakan ATMEGA16

Traffic light seperti kita ketahui digunakan untuk mengatur lalu lintas pada persimpangan jalan baik pertigaan atau perempatan bahkan simpang lima. Traficlight digunakan untuk menggantikan tugas pak polisi supaya kerjanya lebih ringan dan tinggal tilang aja kalau ada yang melanggar. .Trafic Light ini terdiri dari tiga buah komponen utama yaitu:
  1. Controler (ATmega16)
  2. Counter display 7 segment
  3.  Led merah, kuning dan hijau
Controler pada trafic ini menggunakan atmega16
Counter display menggunakan 7 segment dengan shift register sebagai perantara pengiriman data dari controler Led merah, kuning dan hijau digunakan mengatur lalulintas merah artinya stop, hijau artinya jalan dan kuning artinya jalan ngebut (keburu lampu merahnya nyala)
 
Pada prinsipnya kerja traficlight adalah menyalakan lampu hijau dan lampu kuning secara bergantian, misalnya pada trafic light 4 jalur ini. Pada traficlight ini nyala lampu hijau dan kuning dibuat sama untuk 4 jalurnya yaitu 8 detik untuk lampu hijau dan 2 detik untuk lampu kuning jadi totalnya adalah 11 detik. sedangkan untuk nyala lampu merahnya adalah 3 kali lipat nyala lampu hijau + Kuning, jadi untuk nyala lampu merahnya adalah 11+11+11 = 35. lho kog 35 bukannya 33? eit jangan salah dalam trafic light counter downnya menghitung atau mencacah sampai angka nol (0) bukan 1 untuk lebih jelasnya berikut adalah timeline nya

keterangan
garis hijau = lama nyala lampu hijau
garis kuning = lama nyala lampu kuning
garis merah = lama nyala lampu merah
 
setelah mengetahui konsepnya maka dapat langsung diimplementasikan pada programnya. disini bahasa pemrogramannya menggunakan Bascomavr. Berikut merupakan inti dari program traficlight diatas:

program utama

Do
Gosub Tampil1
Gosub Tampil2
Gosub Tampil3

Gosub Tampil4


Gosub Trafic1

Gosub Trafic2
Gosub Trafic3

Gosub Trafic4

Decr Sat1
Decr Sat2
Decr Sat3
Decr Sat4

Loop

Sub program ini berfungsi untuk memanggil sub program tampil dan sub program trafic dan juga digunakan untuk men- decrement- menurunkan nila variabel sat.

Sub program tampil

Tampil1:
Reset Oe1

Kodesat1 = Lookup(sat1 , Kode)
Kodepul1 = Lookup(pul1 , Kode)

Shiftout Data1 , Clock1 , Kodesat1 , 1
Shiftout Data1 , Clock1 , Kodepul1 , 1

Waitms 200 Set Oe1
Return


Sub program tersebut digunakan untuk menampilkan data data pada tabel lookup (yang berisi data nilai 0 sampai 9) ke seven segment melalui shift register. berikut merupakan tabel lookup nya:

Kode:
Data &HC0 , &HF9 , &HA4 , &HB0 , &H99 , &H92 , &H82 , &HF8 , &H80 , &H90
Sub program trafic

Trafic1:

'lampu

If A1 = 0 And B1 = 0 Then

Merah1 = 0

Kuning1 = 0
Hijau1 = 1

End If

If A1 = 0 And B1 = 1 Then
Merah1 = 1
Kuning1 = 0

Hijau1 = 0

End If


If A1 = 1 And B1 = 0 Then

Merah1 = 0

Kuning1 = 1

Hijau1 = 0
End If


'counter


If Sat1 = 0 And Pul1 = 0 And Flaghijau1 = 0 And Flagkuning1 = 0 Then

Sat1 = 3
Pul1 = 0

Flaghijau1 = 1
A1 = 1

B1 = 0

End If

If Sat1 = 0 And Pul1 = 0 And Flaghijau1 = 1 And Flagkuning1 = 0 Then

Sat1 = 6
Pul1 = 3

Flagkuning1 = 1

A1 = 0
B1 = 1

End If

If Sat1 = 0 And Pul1 = 0 And Flaghijau1 = 1 And Flagkuning1 = 1 Then
A1 = 0

B1 = 0

Flaghijau1 = 0
Flagkuning1 = 0

End If


If Sat1 = 0 And Pul1 = 3 Then

Decr Pul1

Sat1 = 10
End If


If Sat1 = 0 And Pul1 = 2 Then
Decr Pul1

Sat1 = 10
End If


If Sat1 = 0 And Pul1 = 1 Then

Decr Pul1

Sat1 = 10
End If


Return

Sub program ini mempunyai 2 fungsi yaitu: Untuk menyalakan lampu merah, hijau dan kuning, dan untuk mengatur counter down (dengan perintah if...then) supaya bisa mencacah sesuai dengan angka angka pada timeline yang telah ditentukan.

Sumber : allabouthenda.blogspot.com

Counter Up/Down

Pada aplikasi counter 0000-9999 saya menggunakan fitur timer/counter1 yang dapat menghitung sampai 65536 (16 bit).
Dikarenakan saya menggunakan 4 buah seven segment tipe CA (common anoda), maka hanya dapat menampilkan maksimal 9999 penghitungan. Untuk mendapatkan datasheet penampil seven segment silakan download disini. Metode yang saya gunakan untuk menampilkan di seven segment adalah metode scanning, untuk lebih jelasnya tentang seven segment silakan baca tutorial seven segment. Jika penghitungan telah mencapai 10000 maka akan saya set kembali menjadi 0000. Berikut adalah schematic rangkaiannya.

Input timer/counter1 berasal dari pin PB1 (T1), dimana untuk aplikasi ini saya menggunakan sebuah push button sebagai inputnya. Pada program yang saya buat, jika terjadi perubahan logika dari high ke low (falling edge) maka akan dideteksi sebagai input counter. Untuk input yang berupa push button di atas dapat diganti menggunakan sensor yang sesungguhnya. Berikut adalah listing program lengkapnya:

#include <mega16.h>
#include <delay.h>

int data, data_temp;
char ribuan, ratusan, puluhan, satuan, ubah;

void ambil_data_counter()
{
    if (TCNT1==10000){TCNT1=0;}//jika counter bernilai 10000 maka kembali lagi ke 0000
    data=TCNT1;//nilai dari register counter1 diumpankan ke data
}

void tampil_7segment()
{
      PORTC=ribuan;//mengirimkan data ribuan
      PORTD=0b11110111;//menyalakan digit1
      delay_ms(5);

      PORTC=ratusan;//mengirimkan data ratusan
      PORTD=0b11111011;//menyalakan digit2
      delay_ms(5);

      PORTC=puluhan;//mengirimkan data puluhan
      PORTD=0b11111101;//menyalakan digit3
      delay_ms(5);

      PORTC=satuan;//mengirimkan data satuan
      PORTD=0b11111110;//menyalakan digit4
      delay_ms(5);
      //lamanya waktu scanning ditentukan oleh intruksi delay
}

void ubah_ke_format7segment()//fungsi untuk mengubah kedalam format 7segment
{
      if (ubah==0){ubah=0xc0;}
      if (ubah==1){ubah=0xf9;}
      if (ubah==2){ubah=0xa4;}
      if (ubah==3){ubah=0xb0;}
      if (ubah==4){ubah=0×99;}
      if (ubah==5){ubah=0×92;}
      if (ubah==6){ubah=0×82;}
      if (ubah==7){ubah=0xf8;}
      if (ubah==8){ubah=0×80;}
      if (ubah==9){ubah=0×90;}
}

void ambil_nilai_tiap_digit()
{
      data_temp=data;
      satuan=data_temp%10;//sisa dari pembagian disimpan di variabel satuan
      ubah=satuan;
      ubah_ke_format7segment();//panggil fungsi mengubah kedalam format 7segment
      satuan=ubah;

      data_temp=data_temp/10;
      puluhan=data_temp%10;
      ubah=puluhan;
      ubah_ke_format7segment();
      puluhan=ubah;

      data_temp=data_temp/10;
      ratusan=data_temp%10;
      ubah=ratusan;
      ubah_ke_format7segment();
      ratusan=ubah;

      data_temp=data_temp/10;
      ribuan=data_temp%10;
      ubah=ribuan;
      ubah_ke_format7segment();
      ribuan=ubah;
}

void main(void)
{
PORTC=0xff;
DDRC=0xff;
PORTD=0x0f;
DDRD=0x0f;

// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: T1 pin Falling Edge
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer 1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0×00;
TCCR1B=0×06;
TCNT1H=0×00;
TCNT1L=0×00;
ICR1H=0×00;
ICR1L=0×00;
OCR1AH=0×00;
OCR1AL=0×00;
OCR1BH=0×00;
OCR1BL=0×00;

// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0×80;
SFIOR=0×00;

while (1)
      {
      ambil_data_counter();
      ambil_nilai_tiap_digit();
      tampil_7segment();
      };
}

Sumber : elektro-kontrol.blogspot.com

Seven Segment


Seven segment adalah Led yang disusun membentuk angka dengan tuju segment didalamnya. Seven segmen memiliki bentuk seperti angka delapan, karena dengan angka ini seven sement memungkinkan untuk membentuk semua angka dari nol sampai 9.
Seven segment itu sendiri memiliki 10 kaki(pin), berikut adalah konfigurasi dari pin- pin tersebut :
 seven segmen dibagi menjadi 2 macam yaitu common anoda dan common catoda. Common anoda adalah seven segmen yang pin pin inputnya akan aktif jika diberikan logika 0, sedangkan common catoda adalah seven segmen yang pin pin inputnya akan aktif jika diberikan logika 1. Seven segmen ini biasanya dirangkai tidak hanya sebuah tetapi beberapa buah yang di "jejer" sehingga bisa membentuk sebuah penampil angka atau waktu. Berikut merupakan data-data yang harus dimasukkan untuk setiap angka untuk (Common anoda).










Bit keluaran a,b,c,d,e,f da g adalah sebagai berikut :




Sabtu, 13 Agustus 2011

Listrik

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:
  • Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.
  • Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.

Sifat-sifat listrik

Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang tetap dalam benda yang dapat diukur. Dalam kasus ini, frase "jumlah listrik" digunakan juga dengan frase "muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2 jenis muatan listrik: positif dan negatif. Melalui eksperimen, muatan-sejenis saling menolak dan muatan-lawan jenis saling menarik satu sama lain. Besarnya gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb. Beberapa efek dari listrik didiskusikan dalam fenomena listrik dan elektromagnetik.
Satuan unit SI dari muatan listrik adalah coulomb, yang memiliki singkatan "C". Simbol Q digunakan dalam persamaan untuk mewakili kuantitas listrik atau muatan. Contohnya, "Q=0,5 C" berarti "kuantitas muatan listrik adalah 0,5 coulomb".
Jika listrik mengalir melalui bahan khusus, misalnya dari wolfram dan tungsten, cahaya pijar akan dipancarkan oleh logam itu. Bahan-bahan seperti itu dipakai dalam bola lampu (bulblamp atau bohlam).
Setiap kali listrik mengalir melalui bahan yang mempunyai hambatan, maka akan dilepaskan panas. Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul akan berlipat. Sifat ini dipakai pada elemen setrika dan kompor listrik..
Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran negatif.
Dengan listrik arus bolak-balik, Listrik bisa juga mengalir ke bumi (atau lantai rumah). Hal ini disebabkan oleh sistem perlistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan tegangan netral (ground). Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu di ground di tiang listrik dan satu lagi di ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik dan kaki kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga kita akan mengalami kejutan listrik ("terkena strum").
Listrik dapat disimpan, misalnya pada sebuah aki atau batere. Listrik yang kecil, misalnya yang tersimpan dalam batere, tidak akan memberi efek setrum pada tubuh. Pada aki mobil yang besar, biasanya ada sedikit efek setrum, meskipun tidak terlalu besar dan berbahaya. Listrik mengalir dari kutub positif batere/aki ke kutub negatif.
Sistem listrik yang masuk ke rumah kita, jika menggunakan sistem listrik 1 fase, biasanya terdiri atas 3 kabel:

  • Pertama adalah kabel fase yang merupakan sumber listrik bolak-balik (positif dan negatifnya berbolak-balik terus menerus). Kabel ini adalah kabel yang membawa tegangan dari pembangkit tenaga listrik (PLN misalnya); kabel ini biasanya dinamakan kabel panas (hot), dapat dibandingkan seperti kutub positif pada sistem listrik arus searah (walaupun secara fisika adalah tidak tepat).
  • Kedua adalah kabel netral. Kabel ini pada dasarnya adalah kabel acuan tegangan nol, yang biasanya disambungkan ke tanah di pembangkit tenaga listrik (di kantor PLN misalnya); dapat dibandingkan seperti kutub negatif pada sistem listrik arus searah; jadi jika listrik ingin dialirkan ke lampu misalnya, maka satu kaki lampu harus dihubungkan ke kabel fase dan kaki lampu yang lain dihubungkan ke kabel netral; jika dipegang, kabel netral biasanya tidak menimbulkan efek strum yang berbahaya, namun karena ada kemungkinan perbedaan tegangan antara acuan nol di kantor PLN dengan acuan nol di lokasi kita, ada kemungkinan si pemegang merasakan kejutan listrik. Dalam kejadian-kejadian badai listrik luar angkasa (space electrical storm) yang besar, ada kemungkinan arus akan mengalir dari acuan tanah yang satu ke acuan tanah lain yang jauh letaknya. Fenomena alami ini bisa memicu kejadian mati lampu berskala besar.
  • Ketiga adalah kabel tanah atau Ground. Kabel ini adalah acuan nol di lokasi pemakai, yang biasanya disambungkan ke tanah di rumah pemakai; kabel ini benar-benar berasal dari logam yang ditanam di tanah dekat rumah kita; kabel ini merupakan kabel pengamanan yang biasanya disambungkan ke badan (chassis) alat2 listrik di rumah untuk memastikan bahwa pemakai alat tersebut tidak akan mengalami kejutan listrik. Walaupun secara teori, acuan nol di rumah (kabel tanah ini) harus sama dengan acuan nol di kantor PLN (kabel netral), kabel tanah seharusnya tidak boleh digunakan untuk membawa arus listrik (misalnya menyambungkan lampu dari kabel fase ke kabel tanah). Tindakan ceroboh seperti ini hanya akan mengundang bahaya karena chassis alat-alat listrik di rumah tersebut mungkin akan memiliki tegangan tinggi dan akan menyebabkan kejutan listrik bagi pemakai lain. Pastikan teknisi listrik anda memasang kabel tanah di sistem listrik di rumah. Pemasang ini penting, karena merupakan syarat mutlak bagi keselamatan anda dari bahaya kejutan listrik yang bisa berakibat fatal dan juga beberapa alat-alat listrik yang sensitif tidak akan bekerja dengan baik jika ada induksi listrik yang muncul di chassisnya (misalnya karena efek arus Eddy).

 

Unit-unit elektromagnetisme dalam SI
Simbol Nama kuantitas Unit turunan
Unit dasar
I Arus ampere A A
Q Muatan listrik, Jumlah listrik coulomb C A·s
V Perbedaan potensial volt V J/C = kg·m2·s−3·A−1
R, Z Tahanan, Impedansi, Reaktansi ohm Ω V/A = kg·m2·s−3·A−2
ρ Ketahanan ohm meter Ω·m kg·m3·s−3·A−2
P Daya, Listrik watt W V·A = kg·m2·s−3
C Kapasitansi farad F C/V = kg−1·m−2·A2·s4

Elastisitas reciprocal farad F−1 V/C = kg·m2·A−2·s−4
ε Permitivitas farad per meter F/m kg−1·m−3·A2·s4
χe Susceptibilitas listrik (dimensionless) - -

Konduktansi, Admitansi, Susceptansi siemens S Ω−1 = kg−1·m−2·s3·A2
σ Konduktivitas siemens per meter S/m kg−1·m−3·s3·A2
H Medan magnet, Kekuatan medan magnet ampere per meter A/m A·m−1
Φm Flux magnet weber Wb V·s = kg·m2·s−2·A−1
B Kepadatan medan magnet, Induksi magnet, Kekuatan medan magnet tesla T Wb/m2 = kg·s−2·A−1

Reluktansi ampere-turns per weber A/Wb  kg−1·m−2·s2·A2
L Induktansi henry H Wb/A = V·s/A = kg·m2·s−2·A−2
μ Permeabilitas henry per meter H/m kg·m·s−2·A−2
χm Susceptibilitas magnet (dimensionless) - -
 
Copyright (c) 2010 AkabriUdara and Powered by Blogger.